Perumpamaantangan kanan memberi dan tangan kiri tidak boleh tahu, pasti sudah ramah di telinga Anda ya Ladies. Tapi bagaimana dengan istilah 'You Get What You Give', apakah Anda juga sudah pernah mendengarnya? Beda lagi jika dalam hati, mendoakan agar si penerima sedekah berbahagia dengan pemberian dari Anda, berapa pun jumlahnya. Semua Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Matius 63 ITB Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan yang Tuhan Yesus berikan ini begitu kuat menjelaskan agar kita belajar untuk memberi dengan diam-diam, pertama bahwa kita tidak perlu orang lain tahu apa yang kita berikan sebab tujuannya bukan untuk orang tahu melainkan untuk membantu orang-orang yang memerlukan. Dan lebih jauh lagi, kedua, bahkan dalam diri kita sendiri tidak perlu mengingat-ingat apa yang telah kita berikan kepada orang lain. Sesama anggota tubuh kita tidak perlu mendiskusikan apa yang telah kita berikan kepada sesiapapun. Sesungguhnya itu adalah rahasia pemberian yang sejati dan luar biasa. Memberi karena rindu memberi dan bukan karena alasan apapun yang lainnya. Tuhan Yesus sendiri menunjukkan prinsip ini kepada kita dengan beberapa kali mengatakan kepada mereka yang disembuhkanNya agar tidak memberitahukan hal itu kepada orang lain, kecuali mereka yang harus pergi kepada imam untuk memenuhi tuntutan agama mereka maka Yesus pun menyuruh mereka untuk menunaikannya tetapi tidak untuk mendeklarasikannya Matius 84, Matius 930, Markus 144; Yohanes 74. Hal ini sebenarnya sangat mudah untuk dimengerti. Walikota Solo yang mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, bercerita tentang beberapa peristiwa dimana rakyat yang sakit menyebut-nyebut namanya sehingga dibawa ke rumah dinas. Jokowi membasuh tangan, lalu mengusapkannya di wajah orang sakit itu dan kemudian mendoakannya dan ternyata sembuh. Begitu juga berikutnya dia berdoa untuk orang yang kesurupan dan menjadi sadar. Ketika berbagi kisah itu, Pak Jokowi, sapaan akrabnya, dengan tegas meminta agar wartawan jangan memasukkan berita itu ke koran sebab ia tidak mau akhirnya rumah dinas penuh dengan orang sakit dan orang kesurupan. Mengapa? Sebab tujuan dan arah hidupnya adalah menjadi pemimpin untuk kota Solo dan bukannya menjadi tabib atau dokter. Jika keinginan dan tujuan beliau adalah popularitas maka hal ini harusnya didramatisir lagi dalam pemberitaannya, tetapi karena tujuannya jelas bukan untuk itu maka ia hanya mengasihi orang yang sakit itu dan meminta untuk tidak di publikasikan. Itulah alasan yang kuat dan jelas mengapa Tuhan Yesus mengatakan kepada orang yang disembuhkanNya untuk tidak memberitahukan hal itu kepada sesiapapun. Pertanyaannya adalah bagaimana sikap dan apa pula yang menjadi tujuan kita dalam memberi atau melakukan sesuatu untuk orang lain? Sungguh-sungguh mengasihi atau karena menginginkan yang lain? Memberi itu sebagai tujuan atau jalan yang dimanfaatkan untuk tujuan lain? Bapa, betapa tidak mudahnya menelaah dan melakukan hal ini, khususnya ketika ada situasi tertentu yang sepertinya memaksa saya untuk mengungkit dan mengungkapkan yang baik yang telah saya lakukan. Tetapi saya dikuatkan hari ini untuk memerhatikan apa yang menjadi motivasi dan sasaran dari pemberian saya. Biarlah hanya tangan kanan yang tahu, anggota tubuh yang lain tak perlu tahu apalagi menghafal atau mengumbarnya kepada orang lain. Memberi karena memberi sehingga meskipun ada godaan untuk memberitahukan apa yang saya lakukan tak akan berhasil memprovokasi lagi. Tuhan Yesusku telah menjadi teladan yang luar biasa dalam memberi dan tidak mengungkit, tidak pula mengungkapkannya kepada orang lain. Terpujilah Engkau senantiasa ya, Tuhanku. Amen. Lihat Catatan Selengkapnya

Berikutadalah alasan mengapa makan dan minum mengenakan tangan kiri tidak diperbolehkan dalam islam. "jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya" (HR. Muslim no. 2020).

Banyak konten video di Youtube, Instagram, TikTok, dan media sosial lainnya berisi aksi memberi atau membantu sesama sedekah.Ada yang menyebut fenomena "Tangan Kanan Memberi Tangan Kiri Selfie" itu dengan Pansos panjat sosial. Yang dipanjat adalah panggung positifnya, selfie saat memberi itu memberikan inspirasi atau ajakan kepada orang lain untuk bersedekah. Rasulullah Saw bersabdaمن دعا إلى هدًى ، كان له من الأجرِ مثلُ أجورِ من تبِعه ، لا يُنقِصُ ذلك من أجورِهم شيئًا . ومن دعا إلى ضلالةٍ ، كان عليه من الإثمِ مثلُ آثامِ من تبِعه ، لا يُنقِصُ ذلك من آثامِهم شيئا“Barang siapa yang mendakwahkan kebenaran, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Barang siapa mendakwahkan kesesatan, maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun” HR. Muslim.Dalam konteks "mendakwahkan kebenaran" inilah, semoga pahala sedekah yang hilang akibat dipamerkan di medsos, bisa "tergantikan" dengan pahala dakwahnya -ajakan atau inspirasi kebaikan untuk Ikhlas Tangan Kanan Memberi, Tangan Kiri Tak TahuDalam perspektif Islam, publikasi sedekah bisa masuk kategori riya atau pamer amal mengajarkan, sedekah hendaknya ikhlas, jika perlu dilakukan diam-diam, sembunyi-sembunyi, tanpa diketahui orang lain. Hal itu agar keikhlasan sedekah أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya 1 Imam yang adil, 2 seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, 3 seorang yang hatinya bergantung ke masjid, 4 dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, 5 seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan 6 seseorang yang bersedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta 7 seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”Ikhfa’ al-amal menyembunyikan amalan merupakan salah satu cara untuk menutup pintu riya’. Jika amalan kebaikan tidak ada yang menyaksikannya, maka pikiran yang menginginkan agar ada yang melihatnya dan memujinya akan sirna, sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Al-Ihya 'Ulumuddin."Barangsiapa menyebut-nyebut sedekahnya, berarti menginginkan kemasyhuran. Dan barang siapa yang memberi di tengah-tengah orang banyak, dia adalah ahli riya," kata Imam Imam Ghazali, orang-orang terdahulu berusaha keras untuk menyembunyikan sedekahnya sehingga mereka tidak suka jika orang miskin yang diberi itu mengetahui siapa pembelinya. Karena itu ada di antara mereka yang lebih suka bersedekah kepada orang-orang miskin yang buta. Demi menjaga dari kemasyuran dan riya, kata Imam Ghazali, ada orang yang memasukkan uang di saku orang miskin yang sedang tidur, ada pula yang memberikan sedekahnya kepada orang miskin melalui perantara orang lain. Tujuan itu semua agar orang miskin itu tidak mengetahui sipemberiannya, sehingga orang yang diberi itu tidak merasa malu. "Jika dalam bersedekah yang dicari kemasyhuran dan untuk diperlihatkan kepada orang lain maka kebaikan yang menjadi rusak dan dosa pasti diperoleh," Al-Ghazali menyebutkan, disamping ada jenis riya’ al-jali riya’ yang jelas, ada juga riya’ al-khafi riya’ tersembunyi. Contoh riya’ al-jali, seseorang beramal karena dorongan utamanya ingin mendapat pujian dari riya’ tersembunyi, ia bukan menjadi pendorong utama seseorang untuk melakukan amalan. Hanya saja, dengan adanya riya’ tersembunyi ini semangatnya untuk beramal lebih sebuah sabdanya, Rasulullah Saw menyatakanعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏‏ ‏ "‏ الْجَاهِرُ بِالْقُرْآنِ كَالْجَاهِرِ بِالصَّدَقَةِ، وَالْمُسِرُّ بِالْقُرْآنِ كَالْمُسِرِّ بِالصَّدَقَةِ ‏"‏ ‏.‏Artinya Seperti dinarasikan Uqbah bin Amir Al-Juhani, Rasulullah SAW mengatakan, "Siapa yang membaca Al-Qur'an dengan suara keras maka seperti memberi sedekah terang-terangan dan siapa yang membaca dengan suara lembut maka seperti memberi sedekah secara rahasia." HR Sunan Abi Dawud.Imam An-Nawawi Asy-Syafii rahimahullah berkata dalam syarah sahih muslimPara ulama mengatakan bahwa sedekah sunnah yang afdol dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi karena lebih dekat dengan keikhlasan dan jauh dari riya’ pamer, adapun sedekah wajib zakat lebih afdol dilaksanakan secara terang-terangan. Demikian pula dalam masalah salat, jika salat wajib lebih afdol dilaksanakan secara terang-terangan jamaah di masjid dan salat sunnah lebih afdol dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi di rumah.Baca Juga 15 Pahala SedekahSemoga Fenomena Sedekah Era Medsos, Tangan Kanan Memberi Tangan Kiri Selfie, bukan pertanda riya. Semoga orang-orang baik mampu mempertahankan keikhlasannya dalam sedekah. Amin. Wallahu a'lam bish-shawabi.*
Alkitabmenuliskan: "Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." Matius 6:3-4 (TB) Bila tangan kanan memberi, tangan kiri tidak perlu tahu.
Oleh Deddy PanjaitanTeks Matius 61-4“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu Sesungguhnya mereka sudah mendapat jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”PendahuluanBersedekah itu kebajikan. Itu perbuatan yang mulia sekali. Setiap sedekah yang dilakukan mendapat pujian dari Tuhan. Bahkan mendapat upah dari Bapa itu banyak orang yang berlomba-lomba bersedekah. Demi mengejar upah atau pahala. Berapa pahala yang didapat dari bersedekah?Tidak tahu. Boleh jadi itu tergantung berapa banyak sedekah yang tergantung juga berapa banyak orang yang telah mungkin saja ada yang berpandangan demikian. Bersedekah untuk pahala. Salahkan hal itu?Bagaimana bersedekah yang alkitabiah? Yesus memberikan jawaban sebagai penuntun bersedekah yang memberikan petunjuk dalam Khotbah diatas bukit. Dituliskan di Matius 61-4.“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga..”Disebut, “ Jangan melakukan kewajiban agama dihadapan orang supaya dilihat mereka..”Kita coba lihat terjemahan lain mengenai kata “kewajiban agama,” untuk mendapat pengertian yang lebih baik..Terjemahan NIV mengatakan, “Berhati-hatilah untuk tidak mempraktikkan kebenaran mu di depan orang lain supaya dilihat oleh mereka…”Sementara KJV mengatakan, “Perhatikan, jangan kamu bersedekah dihadapan orang untuk dilihat oleh mereka.”Di Bahasa asli Yunani, kata yang digunakan adalah “δικαιούνη,n dikaiosuné {dik-ah-yos-oo’-nay}” 1 Memiliki beberapa pengertian1 dalam arti luas keadaan dirinya yang sebagaimana mestinya, kebenaran, kondisi berterima kepada Allah1a doktrin tentang cara manusia untuk mencapai perkenaan Tuhan1b integritas, kebajikan, kemurnian dari hidup, kebenaran, berpikir dan merasa dengan benar dan bertindak2 dalam arti yang lebih sempit, keadilan atau kebajikan yang memberi masing-masing kewajibanDari beberapa bagian terjemahan diatas, kita bisa mengambil poinya dari kata kita ingin berkenaan dan berterima dihadapan Tuhan, kita dapat melakukan kebajikan, melakukan kebenaran, melakukan ajaran satunya dengan memberi sedekah kepada orang yang sedekah kepada orang miskin merupakan kewajiban agama. Disebut kewajiban karena itu perintah segala sesuatu yang bentuknya perintah adalah kewajiban. Artinya wajib di tidak dilakukan menjadi berdosa. Barangkali itu sebabnya TIB menggunakan kata kewajiban memberi sedekah ini kita bisa baca di Ul 157-8, 10-11“Jika sekiranya ada di antaramu seorang miskin, salah seorang saudaramu di dalam salah satu tempatmu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau menegarkan hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu,tetapi engkau harus membuka tangan lebar-lebar baginya dan memberi pinjaman kepadanya dengan limpahnya, cukup untuk keperluannya, seberapa ia harus memberi kepadanya dengan limpahnya dan janganlah hatimu berdukacita, apabila engkau memberi kepadanya, sebab oleh karena hal itulah TUHAN, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu dan dalam segala orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu; itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, demikian Haruslah engkau membuka tangan lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu.”Tuhan sahabat orang miskin dan orang kayaJadi perintah Tuhan adalah memberi kepada orang miskin dengan limpah, dengan yang memperhatikan orang miskin berkenaan kepada tidak senang orang-orang miskin diabaikan. Apalagi ditindas. Tuhan tegas berada disamping mereka.“Janganlah engkau memperkosa hak orang miskin di antaramu dalam perkaranya.” Kel 236“Jika ia seorang miskin, janganlah engkau tidur dengan barang gadaiannya..” Ul 2412Tuhan juga sayang kepada orang kaya. Yang memperhatikan orang miskin. Orang kaya adalah mitra Tuhan untuk memelihara hidup orang sebabnya Tuhan sediakan janji berkat kelimpahan kepada mereka yang memperhatikan orang-orang miskin supaya mereka dapat terus memelihara orang itu orang-orang mampu tidak boleh lelah dan berhenti memperhatikan orang-orang kembali kepada teks utama kita, Matius 6 bersedekahKita diingatkan untuk tidak melakukan kewajiban agama yaitu sedekah dihadapan orang lain supaya dilihat..Perhatikan baik-baik..Ditempat yang pertama, Tuhan memerintahkan untuk bersedekah atau memberi kepada orang kedua ketika memberi sedekah tidak boleh di depan orang kenapa tidak boleh didepan orang lain? Untuk memahaminya perhatikan kata “supaya dilihat mereka..”Kata “supaya dilihat mereka..” itu bicara tentang motif dalam memberi. Yang dimaksud disini memberi dengan motif untuk mendapat kepada orang-orang bahwa saya orang yang dia akan mendapat pujian dan pengakuan kalau dia orang yang baik. Tetapi ini pengakuan ternyata orang-orang yang memberi sedekah dengan maksud supaya mendapat pujian adalah kebiasaan orang disebut di ayat 2.“Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang.”Siapa itu orang munafik yang memberi dengan motif untuk mendapat pujian?Orang yang berpura-pura. Pura-pura setia, pura-pura baik. Tetapi dihatinya tidak demikian. Disebut juga orang bermuka dua.“Munafik” diambil dari “pemain panggung,” mereka bertindak sebagai orang lain, atau berbicara bukan sentimen mereka sendiri, tetapi sentimen orang PB munafik secara umum dikenal dengan, “menyembunyikan” atau menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya, dan menganggap atau mengungkapkan perasaan lain selain perasaan mereka sendiri. 2cth dia bukan orang yang dermawan. Tetapi supaya kelihatan baik dia akan memberi dengan catatan diketahui orang banyakTujuannya untuk pamer, mendapatkan tepuk tangan, dengan mengenakan penampilan sebabnya Yesus katakan ketika memberi sedekah jangan seperti orang munafik dengan mencanangkan canang.Bahasa aslinya katakan, “bunyikan terompet”Sedekah jangan dipamerkanAda dua interpretasi tentang ini. Diceritakan bahwa orang-orang Farisi benar-benar mempunyai terompet yang ditiup untuk memanggil orang-orang miskin dilingkungan mereka bahwa mereka akan memberikan sedekah. 3Dan bunyi itu akan kedengaran dan banyak orang tau kalau dia sedang memberi kedua ada yang mengatakan terompet itu adalah sejenis kotak tempat sedekah, dan ketika uang sedekah dimasukkan kedalam kotak berbentuk itu akan bunyi berdenting dan sipemberi itu akan mendengar dentingan uang itu sebagai musik yang manis dan dia akan bangga. 4Para sarjana mengatakan kalau praktek itu tidak ditemukan dalam literature Yahudi, dan praktek itu tidak mungkin dilakukan di mencanangkan atau membunyikan terompet ketika bersedekah lebih kepada makna kalau kita memberi tidak usah memberi tidak boleh untuk mendapat pujian dan pengakuan dari orang bahwa ada orang-orang yang motifnya untuk mendapat pujian jaman Yesus, terbukti dengan mereka melakukan sedekah itu ditempat-tempat dimana perbuatan mereka akan disaksikan orang banyak. Tempat itu seperti dirumah-rumah tempat orang berkumpul dalam jumlah besar. Maka bagi orang munafik tempat ini sangat juga mencari tempat diluar ruangan yaitu di gang-gang jalan. Kenapa bukan dijalan besar?Jalan besar kemungkinan mereka dilihat orang kecil dan orang miskin biasanya ada di gang-gang sebabnya pilihan utama di gang-gang karena disana banyak orang lalu juga dekat dengan pemukiman, maka kemungkinan perbuatan sedekah mereka dilihat orang lain jauh lebih mengatakan mereka yang membunyikan perbuatan sedekah mereka supaya dilihat orang sebagai orang yang berpura-pura murah hati, perbuatan itu hanya untuk menutupi kelemahan mereka. Untuk menyembunyikan tabiat mereka yang farisiDalam Lukas 121 Yesus berbicara tentang ragi kemunafikan orang Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.”Lebih lanjut di Matius 233-5, 23, 25“..tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat..”Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan orang-orang munafik yang salah satu contohnya orang farisi. Mereka melakukan tindakan kebajikan motifasinya hanyalah untuk mendapat pujian dan menutupi tabiat mereka yang untuk mendapat pengakuan dari manusia kalau mereka orang yang tindakan itu murni hanya untuk mencari popularitas, pencitraan. Pemberian mereka tidak dilandasi kasih dan belas sebabnya Yesus mengajarkan, motivasi dalam memberi harus benar. Memberi harus dilandasi dengan kasih dan belas orang mengeksploitasi kemiskinan orang lain. Dengan membunyikan pemberian mereka. Kalau jaman dulu di rumah ibadah, di gang di media maaf saya tidak sedang mengomentari orang-orang yang memberi sumbangan kemudian penerima sumbangan difoto dan di mungkin pernah beberapa kali di jepret ketika memberi sumbangan lalu di upload di media saya kurang nyaman, walau saya juga tersenyum menatap kamera..Mungkin ada yang bertanya dalam hati, salahkah itu? kasih sumbangan sembako lalu difoto dan diupload?Salah atau tidaknya biarlah Tuhan yang menjadi hakim kita. Yang pasti kembali kepada motifasi dalam yang menjadi motif kita? Saya tau ada banyak juga yang melakukannya untuk memberikan inspirasi kepada orang Tuhan yang menjadi hakim diantara kita..Kembali kepada sedekahYesus mengajarkan prinsip memberi yang benar..prinsip itu kebalikan dari ayat 1 dan 2. Diterangkan dalam bentuk kiasan.“Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” Matius 6 dengan cara memberi orang munafik. Orang benar memberi secara tangan kanan memberi, tangan kiri tidak boleh maksudnya?Pemberian sedekah itu harus disembunyikan bahkan dari saudara terdekat jadi ketika mereka tahu, akan menghalangi kita untuk melakukan kebajikan kepada orang jauh kita harus sembunyikan hal itu sejauh mungkin dari diri kita sendiri, tanpa perlu memikirkan mereka. 5Jadi ungkapan, “tangan kanan memberi jangan diketahui tangan kiri” menyatakan kerahasiaan sedekah kita. Seperti yang diungkapkan ayat 4,“Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi..”Dalam kanon Yahudi dikatakan, “memberi hadiah kepada temah karena kasih, membuatnya diketahui. Tetapi jika itu untuk sedekah tidak perlu diketahui.” 6Upah sedekahMereka yang memberi sedekah dengan motif pamer dan pencitraan. Demi mendapat pujian. Akan mendapat upah tapi bukan dari Bapa mereka yang memberi dengan motif yang benar. Bukan untuk mendapat pujian. Akan mendapat upah dari Bapa di penggunaan kata untuk kedua pemberi diatas sama-sama mengunakan kata dalam Bahasa aslinya, penggunaan kata upah, baik untuk pemberi munafik dan pemberi yang benar menggunakan kata yang pemberi munafik digunakan kata misthos. Sementara kepada pemberi yang benar digunakan kata misthos artinya upah, bayaran, sewa. Kata ini digunakan misalnya menyatakan sesuatu pekerjaan yang sudah selesai kita kerjakan kemudian dapat semacam transaksi jual beli. Membeli pujian dengan sedekah..Kemudian misthos atau upah digunakan sebagai hasil alami dari dari kerja keras atau usaha keras yang sudah dilakukan. Kemudian dapat upah atau munafik dapat upahnya. Upahnya adalah tepuk tangan. Pujian dari manusia. Dan itulah yang mereka cari. Dan mereka sebabnya Tuhan tidak memiliki upah lagi yang bisa diberikan kepada mereka, baik hari ini maupun untuk upah akhir pada dunia yang akan sudah mendapatkannya di dunia ini dari tidak mencari kehormatan Tuhan, melainkan penghormatan dari manusia, dimana semua itu untuk kebanggan diri dan kepentingan diri yang munafik sangat mengharapkan dihargai dan dipuji, disanjung sebagai orang baik oleh itulah mereka memberi dihadapan banyak orang dengan motif untuk pujian bagi diri yang benarPemberi yang benar tidak mencari pujian. Karena itu mereka memberi secara mereka tidak perlu dipamerkan. Prinsipnya biarlah Tuhan saja yang sebabnya kata yang digunakan adalah apodidōmi artinya memberi, tidak ada unsur memberi sebagai transaksi. Tidak ada motif untuk mendapat pujian atau pencitraan. Memberi dengan kasih 5 alasan mengapa harus memberi dengan tersembunyi?1. Untuk menjamin kemurnian motif di hati si pemberi dengan menghilangkan godaan untuk Untuk melindungi dan menghormati privasi penerima, privasi yang sangat diperlukan untuk pemulihan dan Untuk melindungi dermawan dari tersebarnya panggilan atas kemurahan Untuk memberikan dasar yang mulia dalam mengembangkan kasih yang sejati dan persahabatan antara penolong dan orang yang Untuk menghormati perintah khusus Kristus ini; dan, bagi orang Kristen, ini yang paling mematuhi perintah KristusKonsekuensi tragis dari kegagalan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan ini sekarang terlihat jelas pada skala nasional di mana bantuan terhadap orang-orang miskin telah merendahkan martabat jutaan harus berdiri berbaris, membuka rahasia jiwa mereka yang akhirnya tenggelam dalam kemiskinan permanen dan profesional dan sepenuhnya meninggalkan harga diri, kemandirian, dan tanggung pemerintah pun dapat melanggar perintah Kristus dalam urusan kesejahteraan manusia, sehingga mengalami kerusakan yang luas dan tidak dapat diperbaiki, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi yang memberi secara tersembunyi akan mendapat balasan dari Tuhan secara terbuka. Pada hari besar ketika Tuhan semua rahasia akan disingkapkan dihadapan para malaikat dan manusia. Pada saat itu pemberi yang benar akan mendapat pemberi munafik tidak mendapat upah. Mereka sudah mendapatkannya dari adalah sifat Kristus. Sifat ini harus menjadi sifat kita. Yesus memberi dengan tulus tanpa pamrih. Dia memberikan dengan ajaran Yesus dalam hal memberi sedekah harus menghindari dua sikap berikut iniMotif memberi bukan untuk mendapat tidak boleh didepan orang supaya memberi yang benar adalah memberi secara tersembunyi. Tidak ada yang melihat kecuali sipenerima dan karena kasih dan belas untuk kemuliaan Tuhan. Bukan kepujian diri dan kebanggaan. Karena tidak ada yang bisa kita yang kita miliki dalam hidup ini adalah pemberian Tuhan. Keselamatan yang kita terima juga karena pemberian yang memberi secara tersembunyi akan mendapat upah secara terbuka dihadapan malaikat dan Tuhan yang akan mengumumkan semua kebajikan yang telah kita Online Greek Bible. “dikaiosune” Albert. “Commentary on Matthew 62”. “Barnes’ Notes on the Whole Bible”.Ellicott, Charles John. “Commentary on Matthew 62”. “Ellicott’s Commentary for English Readers”. Adam. “Commentary on Matthew 63”. “The Adam Clarke Commentary”Gill, John. “Commentary on Matthew 63”. “The New John Gill Exposition of the Entire Bible”6,575Comments comments Adapunmakan dan minum dengan tangan kiri ketika ada udzur, maka hukumnya boleh. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan: الأكل باليد اليسرى بعذر لا بأس به، أما لغير عذر فهو حرام "makan dan minum dengan tangan kiri ketika ada udzur hukumnya tidak mengapa, adapun jika tanpa udzur maka 20 Mar 2021 Ternyata Ini Maksud Menyembunyikan Sedekah Dari Tangan Kiri – Kita seringkali mendengarkan pesan bahwa jika bersedekah, maka tangan kiri janganlah mengetahui apa yang dikeluarkan oleh tangan kanan. Apa maksud dari pesan tersebut? Pesan sedekah tersebut datang dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah berbunyi “Seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.” Banyak orang beranggapan bahwa maksud pesan sedekah ini adalah sedekah dengan cara sembunyi-sembunyi atau tidak diketahui orang lain. Lantas, bagaimana jika ada kewajiban mengisi form sedekah dan kasus-kasus berkaitan? Tentu saja pesan sedekah ini tidak lantas dimaknai demikian. Sebab dalam Alquran membolehkan sedekah dilakukan secara terbuka atau terang-terangan sebagaimana diperbolehkannya sedekah secara rahasia atau tertutup. Bahkan Allah menjanjikan pahala berkaitan dengan sedekah dua cara tersebut. Hal itu sebagaimana dinyatakan dalam Surah Al Baqarah, ayat 274 "Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang – terangan maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati."Muhammad Ishom dalam menerangan bahwa berdasar pada ayat di atas, maka sebenarnya tidak ada perbedaan berarti antara sedekah yang dilakukan secara sirri atau rahasia dengan sedekah yang dilakukan secara terbuka atau terang-terangan. Maka sejatinya yang terpenting dalam bersedekah adalah keikhlasan atau niat tulus dan bersih dari keinginan-keinginan duniawi, seperti mendapatkan balasan yang lebih banyak; mendapatkan pujian dari orang lain; mendapatkan popularitas di tengah-tengah masyarakat; atau pencitraan dengan maksud-maksud tertentu. Keikhlasan seperti itu hanya bisa dicapai ketika seseorang dalam bersedekah menyembunyikan tangan kanannya agar tidak diketahui oleh tangan kirinya. Maksudnya, jangan sampai sedekah yang kita lakukan dengan niat samata-mata beribadah kepada Allah, dirusak oleh nafsu jelek yang ada dalam diri kita sendiri. Untuk itu, ada baiknya kita adakan upaya melupakan setiap sedekah yang telah kita lakukan agar keikhlasan benar-benar terjaga. Artinya, tidak perlu kita mengingat-ingat kembali sedekah yang telah kita keluarkan seberapapun banyaknya sebab hal itu sama saja dengan membuka peluang bagi tangan kiri atau nafsu jelek untuk merusak keikhlasannya. Jika kita telah mampu melupakannya, dalam arti benar-benar dapat mengendalikan tangan kiri, maka goda-godaan apapun, baik yang berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar, tidak akan akan mampu mempengaruhi keikhlasan kita. Jika hal itu bisa kita capai, maka itulah yang dimaksud merahasiakan sedekah demi mencapai keikhlasan yang optimal. Singkatnya, dalam bersedekah tantangan kita sebenarnya adalah diri kita sendiri dan bukan orang lain, yakni bagaimana kita bisa bersedekah secara ikhlas dalam arti yang sebenarnya.[]
HaditsSedekah Tangan Kanan Tangan Kiri Tidak Tahu. November 24, 2021. 50. 3150. 'Tangan kanan memberi, tangan kiri tidak perlu tahu'. Namun peribahasa 'tangan kanan memberi, tangan kiri tidak tahu' ini sepertinya layak disandangkan kepada mendiang Ashraf Sinclair. Kepada Ahmad, Ashraf tak ingin kebaikan itu disebarluaskan kepada orang lain.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Perihal memberi dan menerima, memang terkadang menjadi dilema, karena begitu banyak orang yang ikhlas memberi tanpa harus melakukan pencitraan dan dengan sikap kerendahan hati, namun banyak sekali sekarang kita lihat pencitraan dalam memberi bantuan kepada orang yang sangat kita dalam kondisi penuh permasalahan selama akibat yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19 yang belum selesai sampai detik ini. Doa dan harapan selalu dikumandangkan agar pandemi ini segera usai. Segala cara dilakukan Pemerintah termasuk langkah-langkah pencegahan berskala besar agar tidak banyak yang dampak dan bahaya yang lebih besar akan muncul jika diberlakukan lockdown, maka Pemerintah lebih memilih PSBB alias Pembatasan Sosial Berskala Besar demi keberlangsungan hajat hidup orang banyak. Disamping memperhatikan keselamatan dan kesehatan warga, Pemerintah juga harus fokus pada kondisi ekonomi agar tidak hancur total akibat kebijakan yang salah. Yang penting, semua warga negara Indonesia mematuhi semua protokol kesehatan yang telah dibuat, sehingga kita bisa menjaga diri, menjaga kesehatan dan bisa memutus rantai penyebaran covid-19 dan kita juga bisa menjalankan aktivitas di luar rumah, jika itu memang harus dilakukan di luar tidak dapat dipungkiri bahwa akibat pandemi covid-19, semuanya berubah, kesedihan dan ketakutan membayangi kehidupan kita. Tidak jarang kita menjadi parno. Tau yah parno? Bahasa gaul yang berasal dari kata paranoid, yang artinya suatu keadaan yang berlebihan dalam rasa takut, curiga, khawatir dan menjaga jarak, tidak bersalaman, tidak bersentuhan, saat berbicara harus pakai masker, tidak boleh berkerumun dan semua himbauan Pemerintah harus kita patuhi, termasuk tidak boleh mudik di hari Lebaran nanti, merupakan aturan yang harus kita patuhi jika tidak mau tertular pandemi ini, tidak dapat dipungkiri semakin banyak yang menderita dan membutuhkan uluran tangan dan bantuan dari sesama warga Indonesia. Nah, disaat seperti inilah sedekah kita sangat dibutuhkan oleh sesama kita yang menderita akibat pandemi covid-19. Memberi dan menerima, adalah dua hal yang saling ketergantungan dalam sebuah ekosistem. Memberi sedekah sebuah perbuatan mulia yang akan mendapatkan pahala apabila pemberian kita itu tidak usah diumbar ke muka umum. Pemberian sedekah kita itu hendaknya diberikan dengan iklas hati, tidak pamer, tidak boleh membanggakan diri karena pemberian kasih sayang yang kita berikan telah membahagiakan yang berkesusahan, tidak boleh memamerkan kedermawanan nasehat yang diberikan oleh agama apapun itu. Hendaklah apa yang diberikan oleh tangan kananmu, tidak usah diketahui oleh tangan kirimu! Begitulah nasehat-nasehat orangtua yang harusnya kita pedomani saat bersedekah disaat pandemi seperti kita, sekecil apapun itu, tetapi sangat bermanfaat bagi yang membutuhkannya, sehingga kita bisa menjadi sosok-sosok yang memberikan kebahagiaan bagi sesama kita, atau istilah kerennya, connecting happines di saat pandemi covid-19. 1 2 3 4 Lihat Kurma Selengkapnya
Kedua jika sedekah itu untuk seseorang, lebih utama sembunyi. Seseorang akan mendapat perlindungan Allah pada hari kiamat karena bersedekah diam-diam sehingga tangan kiri tidak tahu apa yang diberikan tangan kanan (HR Bukhari). Namun, jika mampu menjaga hati, sedekah terbuka tetap dianjurkan (QS. 93: 11).
Hadits Sedekah Tangan Kanan Tangan Kiri Tidak Tahu. 'Tangan kanan memberi, tangan kiri tidak perlu tahu'. Namun peribahasa 'tangan kanan memberi, tangan kiri tidak tahu' ini sepertinya layak disandangkan kepada mendiang Ashraf Sinclair. Kepada Ahmad, Ashraf tak ingin kebaikan itu disebarluaskan kepada orang lain.
. 45 109 377 268 455 206 280 149

sedekah tangan kiri tidak boleh tahu